Menko Polhukam Ditusuk, Ketum DPP PSR: Presiden Harus Evaluasi Lembaga Intelijen

Jakarta – Dewan Pengurus Pusat Pemuda Sahabat Rakyat (DPP PSR), Gusti Rahmat menganggap bahwa penusukan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Wiranto oleh seorang yang diduga terpapar radikalisme adalah kelalaian lembaga Intelijen.

“Ini adalah kelalaian lembaga Intelijen, Presiden harus mengevaluasi kinerja lembaga intelijen, khususnya BIN,” ujar Gusti, disela-sela rapat persiapan pelantikan Presiden di Gedung YTKI, Jl. Gatot Subroto, Jakarta pada Sabtu, (12/10/2019).

Menurut Gusti, Badan Intelijen Negara (BIN) gagal melakukan peringatan dini dan deteksi dini sehingga menimbulkan korban.

“Bisa dibayangkan, kalau targetnya lebih tinggi. Alangkah ngerinya. Intelijen harus bekerja lebih keras lagi. Pengamanan Presiden dan Wakil Presiden juga harus diperketat,” tegas Gusti, yang juga saat ini menjabat sebagai Presiden Direktur Jaringan Eksklusif Marketing Politik (Jempol).

Gusti berharap, tokoh intelektual dalam kasus penusukan Wiranto harus diungkap. Agar tidak menimbulkan kegaduhan.

“Aparat penegak hukum harus menangkap tokoh intelektual penusukan Menkopolhukam. Agar tidak menimbulkan kegaduhan. Kita juga menduga, ini terkait menggagalkan pelantikan Presiden terpilih,” ujar Gusti lagi.

Untuk diketahui, terduga pelaku adalah Syahril Alamsyah alias Abu Rara, suami Fitri, kelahiran Medan, 24 Agustus 1988, dan beralamat di Jalan Syahrial VI No 104 LK, Desa Tanjung Mulia Hilir, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan, Sumatera Utara.

Menko Polhukam, Wiranto mengalami luka tusuk di bagian perut dan kini dirawat di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat. (A1)