Tajam.co.id, Jakarta – Masyarakat kembali diresahkan oleh maraknya praktik judi online, terutama permainan slot yang kini merajalela dan menyasar berbagai kalangan, mulai dari pelajar hingga orang tua. Judi online tidak hanya merusak ekonomi keluarga dan masa depan generasi muda, tetapi juga telah menjadi ancaman serius terhadap keharmonisan sosial.
Judi online merusak persahabatan antar kawan, menumbuhkan rasa curiga, utang piutang yang tak terbayar, bahkan konflik fisik karena masalah uang dan kecanduan. Tak hanya itu, banyak rumah tangga retak bahkan hancur akibat anggota keluarga terjerat judi online—suami istri saling menyalahkan, anak-anak menjadi korban, dan kehidupan keluarga berubah menjadi neraka.
Lubis, S.H., M.H., Wakil Bendahara Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII), menyampaikan keprihatinannya terhadap lemahnya penanganan judi online di Indonesia.
“Kami mendesak pemerintah untuk benar-benar serius dalam memerangi judi online. Jangan setengah hati. Tutup semua situs judi online secara permanen! Jangan biarkan bangsa ini hancur oleh praktik haram yang terus menjamur di dunia digital,” tegas Lubis.
Menurutnya, langkah-langkah yang selama ini diambil oleh pemerintah masih bersifat reaktif dan belum menyentuh akar persoalan. Pemblokiran situs saja tidak cukup. Diperlukan strategi nasional yang sistematis, pengawasan yang ketat, serta penegakan hukum yang tegas tanpa pandang bulu.
Selain itu, edukasi dan kampanye publik juga penting untuk membangun kesadaran masyarakat tentang bahaya judi online. Semua elemen bangsa harus bersatu, pemerintah, masyarakat, dan organisasi kemahasiswaan harus bergandeng tangan untuk melawan ancaman ini.
“Kita tidak ingin melihat anak-anak muda bangsa ini tumbang karena candu judi. Persahabatan rusak, rumah tangga hancur, ekonomi ambruk—semua karena judi online. Pemerintah, waktunya bertindak nyata—bukan sekadar wacana,” tutup Lubis. (Red)