Pemerintah Dorong Pemulihan Ekonomi Lebih Cepat dengan Optimalkan Potensi Ekonomi Digital

Jakarta – Perekonomian nasional menunjukkan resiliensi dan terus pulih lebih cepat dengan ditopang perbaikan fundamental ekonomi domestik, seperti peningkatan dari sisi konsumsi, investasi, dan ekspor. Selain itu juga didukung potensi besar dari pertumbuhan ekonomi digital dalam dua tahun terakhir, yang salah satunya dilatarbelakangi perilaku masyarakat yang semakin contactless, yakni lebih sering mengandalkan layanan e-commerce dan on-demand, seperti ride hailingonline food delivery, dan online logistic.

Berdasarkan Studi Google Temasek, Bain & Company (2022) menunjukkan ekonomi digital Indonesia di 2022 mencapai USD77 miliar atau tumbuh 22% dari 2021. Indonesia berhasil menjadi pemain utama dalam ekonomi digital ASEAN, karena sekitar 40% dari nilai total transaksi ekonomi digital ASEAN berasal dari Indonesia. Investasi pada sektor ekonomi digital Indonesia juga tumbuh positif, ditunjukkan oleh deal value investasi pada triwulan pertama 2022 sebesar USD3 miliar, yang merupakan nilai tertinggi kedua setelah Singapura.

Dengan kinerja positif sektor ekonomi digital tersebut, nilai valuasinya diperkirakan akan tumbuh dua kali lipat menjadi USD130 miliar pada 2025, dan akan mencapai USD220-USD360 miliar di 2030. Pencapaian tersebut juga disokong oleh kondisi Indonesia yang mempunyai mayoritas jumlah penduduk berusia produktif, kemudian memiliki lebih dari 2.400 perusahaan start-up sehingga menjadi peringkat ke-6 di dunia dengan jumlah start-up terbanyak, dan juga tingkat penetrasi internet yang sudah mencapai 76,8%.

“Dalam jangka pendek, Pemerintah mendorong penggunaan produk dalam negeri, memperkuat dan memperluas akses KUR sebagai motor penggerak UMKM, pengendalian inflasi untuk menjaga daya beli masyarakat, dan memperkuat pasar domestik,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto ketika memberikan keynote speech secara virtual dalam acara “Gojek Outlook 2023: Kunci Tumbuh Berkelanjutan dengan Perkuat Basis Pelanggan Setia”, di Jakarta, Selasa (28/02).

Sementara itu, untuk jangka menengah, Pemerintah akan terus memperkuat sektor pariwisata melalui Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), membangun hilirisasi industri berbasis sumber daya alam, melakukan diversifikasi pasar ekspor, serta mendorong Digital Economy Framework Agreement dalam Chairmanship ASEAN 2023 tersebut.

Untuk jangka panjang, Pemerintah berkomitmen melanjutkan transformasi ekonomi dengan meningkatkan daya saing, investasi, produktivitas sumber daya manusia (SDM), dan penyerapan tenaga kerja melalui implementasi UU Cipta Kerja, dan juga transformasi digital yang menjadi salah satu kunci dalam mempercepat pemulihan dan peningkatan daya tahan ekonomi nasional.

“Pemerintah mengapresiasi Gojek sebagai penyedia layanan on-demand terdepan di Asia Tenggara, dan kami harap Gojek dapat terus menghadirkan ragam inovasi layanan inklusif, memberikan solusi digital secara konsisten yang fokus pada masyarakat informal, seperti mitra pengemudi dan UMKM, serta menjawab perubahan perilaku konsumen pasca pandemi,” tutur Menko Airlangga.

Melalui sinergi dan kolaborasi antara Gojek dan Pemerintah, khususnya pada sub sektor makanan dan transportasi, akan mampu merealisasikan potensi senilai USD39 miliar pada 2025, tumbuh dengan rata-rata 20% (CAGR 2022-2025). “Saya harap Gojek Outlook 2023 ini dapat memperkuat kolaborasi lintas sektor dan multistakeholders, serta membantu menciptakan berbagai inovasi solusi digital bagi masyarakat,” tutup Menko Airlangga.

Turut hadir dalam acara ini adalah Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM Kemenko Perekonomian, Direktur Grup GoTo, dan Executive Director Next Policy. (Red)