Diplomasi Industri: Melangkah Menuju Indonesia 4.0 via Hannover Messe 2023

Jakarta, Indonesia –  Inovasi teknologi dan industri berbasis 4.0 telah menjadi isu hangat dan penting bagi dunia dewasa ini. Hampir seluruh negara maju menjadikan sektor manufaktur sebagai tulang punggung ekonominya seperti China, Jepang, Korea Selatan dan Jerman. Industri 4.0 sendiri merupakan upaya transformasi menuju perbaikan dengan mengintegrasikan dunia online dan lini produksi industri, di mana semua proses produksi berjalan secara modern dan efisien. Industri 4.0 mengkolaborasikan teknologi cyber dan otomatisasi yang dilakukan oleh teknologi tinggi, termasuk artificial intelligence tanpa memerlukan tenaga kerja manusia dalam proses pengaplikasiannya.

Begitu pun Indonesia mulai menyiapkan diri menjadi negara industri 4.0 sejak program Making Indonesia 4.0 diluncurkan Presiden Joko Widodo pada 4 April 2018. Dengan tujuan meningkatkan daya saing melalui efisiensi proses produksi, meningkatkan kualitas produk dan mengurangi biaya produksi, Indonesia bertekad mewujudkan Making Indonesia 4.0 pada tahun 2025. Kebijakan Pemri adalah mengembangkan industri 4.0 yang berbasis pada kepentingan industri dalam negeri. Beberapa sektor industri seperti semen, petrokimia, otomotif, serta makanan dan minuman telah siap memasuki era industri 4.0.

Berbekal sumber daya multi-sektor yang dimiliki, Indonesia mampu mensejajarkan diri dengan negara maju dalam hal revitalisasi industri manufakturnya. Keunggulan SDM dan kekayaan alam yang melimpah mulai dari sumber daya mineral, hasil hutan dan migas menjadi modal utama guna menarik minat investasi asing. Dunia industri Indonesia diyakini akan terus maju dengan capaian pertumbuhan ekonomi nasional yang cukup stabil meskipun dalam kondisi pandemi COVID-19. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat 5,31% pada tahun 2022 yang meningkat tajam dari tahun 2021 sebesar 3,70 % setelah mengalami kontraksi karena COVID-19. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2023 diprediksi berkisar antara 4,5 –5,3%.

Kondisi politik dan ekonomi Indonesia yang relatif stabil memberikan jaminan keamanan bagi para investor untuk berinvestasi di Indonesia. Pemerintah Indonesia juga memberikan insentif dan kemudahan proses investasi pada industri yang mempertimbangkan kepentingan dalam negeri diantaranya kebijakan tax holiday dan interest package yang menarik.

Jumlah penduduk Indonesia yang lebih dari 270 juta dan diprediksi mencapai 330,9 juta pada 2050 menjadi nilai tambah tersendiri. Selain merupakan target pasar besar, lebih dari 60% penduduk Indonesia berusia dibawah 40 tahun yang merupakan usia produktif untuk menghasilkan karya inovatif.

Upaya Pemerintah untuk mewujudkan Making Indonesia 4.0 telah dimulai sejak sebelum program tersebut sendiri diluncurkan. Keterlibatan seluruh pihak baik kalangan pemerintah, industri swasta dan masyarakat terus menguat dengan meningkatnya engagement terhadap perubahan teknologi. Banyaknya industri start-up Indonesia yang berkembang beberapa tahun terakhir antara lain merupakan refleksi sekaligus komitmen para pemangku kepentingan dalam mewujudkan industri 4.0. Pada tahun 2022, Indonesia memiliki 2.346 start-up yang menempatkannya pada posisi ke-lima negara dengan jumlah startup terbanyak di dunia.

Menjamurnya industri marketplace dan tingginya pengguna internet di dalam negeri semakin menunjukkan kesiapan masyarakat Indonesia memasuki dunia digital guna mendukung industri 4.0. Pada tahun 2022, tercatat sebanyak 224,01 juta pengguna internet di Indonesia dan jumlah ini diprediksi akan meningkat menjadi 269,09 juta pada tahun 2028. Bahkan Indonesia kini masuk lima besar negara dengan pengguna internet tertinggi di Asia.

Disamping menyiapkan instrumen dalam negeri, diplomasi Indonesia dalam mewujudkan industri 4.0 juga dilakukan dengan melakukan pendekatan yang multi-level kepada mitra asing, termasuk melalui 130 lebih Perwakilan RI di luar negeri. Berbagai upaya diplomasi industri ini mencakup promosi intensif di berbagai forum bilateral, regional dan global atas potensi kerjasama investasi nasional yang saat ini terfokus pada hilirisasi sektor industri berlandaskan kemitraan yang setara dan saling menguntungkan. Berbagai penjajakan kerjasama dengan para investor dan industriawan terkemuka dunia senantiasa dilakukan guna memajukan dunia industri dalam negeri.

Sebagai bagian dari upaya ini, Indonesia juga aktif berpartisipasi pada pameran teknologi, perdagangan, investasi dan pariwisata berskala global. Salah satu pameran industri perdagangan terbesar dunia yang diikuti Indonesia adalah Hannover Messe (HM) di Hannover, Jerman tanggal 17-21 April ini. Sebagai salah satu negara dengan industrialisasi terkuat di dunia, Jerman memegang peranan penting sebagai mitra dagang terbesar Indonesia di Eropa. Nilai investasi Jerman di Indonesia menduduki urutan 4 investor dari Eropa; di tahun 2022 tercatat sebesar US$ 195,5 juta dalam 1.195 projek, sebagian besar di sektor industri/ manufaktur.

Di tahun 2023 ini, Indonesia bukan hanya menjadi peserta pameran Hannover Messe, namun juga menjadi Official Partner Country (OPC). Sebelumnya, Indonesia juga telah menjadi OPC Hannover Messe pada tahun 1995 dan 2021 (Digital Edition). Indonesia berkomitmen penuh memanfaatkan acara ini untuk meningkatkan ekonominya dan memantapkan posisinya sebagai pemain global.

Tema kemitraan Indonesia pada Hannover Messe 2023 adalah “Infinite Journey” yang merefleksikan langkah besar Indonesia mewujudkan Indonesia 4.0. secara berkesinambungan agar mampu bersaing secara internasional serta mewujudkan cita-cita menjadi salah satu dari 10 negara dengan ekonomi terbesar di tahun 2030.

Menggandeng sebanyak 157 co-exhibitors dari swasta, BUMN, start-ups, asosiasi, kementerian, Lembaga pendidikan, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), serta Kawasan Industri, Indonesia akan menampilkan Paviliun yang memamerkan produk dan layanan inovatif serta menggambarkan transformasi ekonomi ke industri 4.0 berbasis riset dan teknologi. Sektor prioritas yang diusung adalah makanan, tekstil, otomotif, elektronik, kimia, alat kesehatan dan farmasi.

Pada Hannover Messe 2023 akan digelar pula upaya promosi pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Elemen-elemen potensi IKN yang dipromosikan antara lain besaran 250 ribu hektar dengan proyek terpadu seperti pusat pemerintahan, kawasan ekonomi dan keuangan, pendidikan, riset dan inovasi, pariwisata, energi terbarukan, pertanian, perikanan, agro-industri, perdagangan dan logistik. Dengan prinsip green, smart, inclusive, resilient dan sustainable, pembangunan IKN sangat cocok dilengkapi dukungan perusahaan-perusahaan Eropa yang lebih mengedepankan green technology.​

Partisipasi Indonesia pada Hannover Messe 2023 merupakan langkah strategis mempromosikan potensi kerjasama industri nasional di panggung global. Diplomasi industri Indonesia tidak akan berhenti di galeri Hannover. Upaya tindak lanjut yang terkoordinir melibatkan kementerian dan lembaga terkait nasional dalam merealisasikan berbagai komitmen kerjasama di Hannover akan menjadi tahapan terpenting dalam kerangka mendukung Making Indonesia 4.0. (Red)